Minggu, 11 Mei 2008

Sebuah Perenungan

Saya akan bercerita tentang dua buah kejadian yang saya alami, dan saya yakin, setelah membaca cerita ini, kita akan mendapat sebuah pelajaran tentang sebuah kata: SEMANGAT! Cerita pertama terjadi beberapa bulan yang lalu, ketika sedang di sebuah pasar tradisional. Sekelompok pemuda yang mengamen, mendekati saya. Mereka memainkan gitar dan bernyanyi di samping saya yang sedang sibuk bertransaksi. Satu dari mereka mencolek bahu saya lalu menyodorkan tangannya mengharap saya memberi beberapa keping uang recehan. Dengan halus saya menggeleng. Tak saya sangka, pengamen itu malah memaki-maki saya. Katanya, dia akan mendoakan saya supaya jatuh miskin karena saya pelit. Lalu sambil berlalu salah satu dari mereka berujar, "Mau jadi apa negara ini, kalau semua orang pelit seperti kamu!" MasyaAllah..Dalam hati saya miris, apa jadinya negara ini kalau pemuda-pemudanya tak mau kerja keras. Saya tak memberi mereka uang bukan karena saya pelit, tapi sungguh saya hanya ingin memberi sebuah pembelajaran sederhana, bahwa mereka masih sangat muda, tenaga mereka masih sangat kuat untuk bekerja apa saja yang halal. Saya termasuk orang yang selalu membiasakan diri saya untuk tidak memberi uang kepada pengemis dan pengamen yang masih muda dan kuat. Kejadian yang kedua saya alami kemarin siang. Seorang bapak tua, mungkin seusia bapak saya namun masih kelihatan kuat, melintas di depan kontrakan saya, memikul dagangan berupa peralatan rumah tangga terbuat dari bambu. Beliau meminta ijin untuk numpang berteduh di depan kontrakan saya. Hari itu memang sudah sangat siang. Panas pula. Iseng-iseng saya menawar beberapa dagangannya yang masih banyak. Sambil bercerita, bahwa beliau mengambil dagangannya ini hingga ke Kebumen dan Banyumas. Ah, dalam hati saya malu sekali. Beliau yang sudah sepuh ini, dan sudah saatnya menikmati masa tuanya saja, masih mau memikul beban, berdagang keliling kota, mencari rejeki. Dan dari dagangannya itu saya yakin, beliau mendapatkan untung yang tidak seberapa. Tapi yang terpancar pada wajahnya yang legam dan berkeriput adalah kejujuran dan semangat yang luar biasa. Sementara saya yang masih muda begini, kadang sering mengeluh malas berangkat kerja, capek, kurang bersyukur dan lain-lain. Dua cerita yang sangat kontras. Tapi setidaknya saya bisa mengambil sebuah pelajaran yang sangat berarti, bahwa mumpung masih muda, harus SEMANGAT untuk bekerja, berprestasi, berkarya dan berguna bagi orang lain. Bahwa negara kita masih membutuhkan 'semangat, pikiran dan tenaga' para pemudanya, untuk mengejar ketertinggalan negara ini dari negara lain. Dan bahwa nasib kita di masa datang adalah ditentukan dengan apa yang kita lakukan sekarang. Bukan begitu?

Tidak ada komentar: