Selasa, 27 Mei 2008

Makna Kehilangan


Dan sandal kesayangan Sheva itu pun hilang dalam perjalanan ke Purwokerto Minggu pagi. Secara, perjalanan kami lakukan dengan motor. Rencana bergembira di KidsFun pun menjadi agak berantakan. Tak henti-hentinya Sheva menyesali dan sesekali dia menangis manakala teringat sandal kesayangannya yang hilang itu. Bukan hanya Sheva yang menyesal, sebenarnya saya juga sedikit merasakan hal yang sama. Sebab, harga sandal itu yang menurut saya lumayan mahal, hehehe... Tapi saya dan suami saya terus menghiburnya. Berjanji bahwa kami pasti akan membelikan sandal pengganti yang tidak kalah bagusnya. Berbagai model dan merk kami tawarkan. Pada beberapa model dia tertarik. Pilihan akhirnya jatuh pada sebuah sandal jepit bergambar Naruto, kartun kesukaannya Awalnya kami kira hal itu akan membuat Sheva lupa pada sandalnya yang hilang. Tapi, rasa sedih ternyata bukan hanya monopoli orang dewasa saja. Dalam sebuah buku saya pernah membaca, rasa sedih juga menjadi salah satu penyebab seorang anak kecil dapat kehilangan nafsu makannya. Susah payah kami meyakinkan pada Sheva, bahwa di balik kehilangan kita pada sesuatu akan ada hikmah yang akan kita peroleh. Dan Alloh senantiasa memberikan ganti yang lebih baik pada kita asalkan kita ikhlas menerimanya. Dengan bahasa anak-anak, saya mengajak Sheva berdoa, semoga sandal itu jatuh tidak secara terpisah. Supaya seseorang yang menemukannya dapat merasakan manfaat dan kebahagiaan atas sandal itu. Dan mudah-mudahan, orang yang menemukan sandal itu adalah benar-benar orang yang membutuhkannya. Dan di luar dugaan kami, di sela-sela tangisnya, Sheva berujar, bahwa sandal itu bukan rejekinya, melainkan rejeki seorang anak yang tidak mempunyai sandal dan ingin sekali memiliki sandal. Amin... Terkadang, mendidik seorang anak kecil memang bukan sebuah perkara yang gampang. Baik buruk yang kita ajarkan, akan cepat sekali mereka tangkap, dihafalkan lalu dilakukan. Tapi pada dasarnya, mereka seperti selembar kain putih. Pada mereka lebih baik kita ajarkan untuk menasehati, tapi tidak memaki. Menyayangi, tapi tidak memarahi.

Tidak ada komentar: