Sabtu, 26 April 2008

Skeptis Abiss...!


Saya sebenarnya paling tidak suka dengan orang yang tidak punya keinginan untuk belajar. Mentang-mentang mereka sudah Sarjana, barangkali! Ah, saya sekarang kok lebih sering merasa skeptis dengan gelar kesarjanaan seseorang. Apalagi sekarang marak sekali nilai dan ijazah yang didapat oleh seseorang dengan cara 'membeli'(Mudah-mudahan di antara kita nggak ada yang terjebak dalam sindikat itu. Amin..). MasyaAlloh..mau jadi apa negara ini. Yang sedang membuat saya jengkel saat ini adalah, bahwa sekelompok orang-orang yang tidak punya keinginan untuk belajar itu ada di sekitar saya, di lingkungan kerja saya. Padahal mereka sarjana-sarjana lho..! Masak iya....karena, (maaf) mentang-mentang udah sarjana, terus..nggak mau belajar? Saya memang lulusan Diploma, tapi terus terang, saya malu untuk mengakui bahwa saya mantan anak kuliahan (selama ini orang taunya saya cuma lulusan SMA, karena saya masuk sebagai PNS dengan menggunakan ijazah ini). Nggak papa lah...yang penting mau belajar. Dari pada ngakunya Sarjana, tapi ternyata sama sekali nggak siap menghadapi dunia kerja. Disuruh apa-apa, belum-belum udah bilang ngga bisa. Disuruh membuat surat pengantar aja bingung. Apalagi disuruh bikin proposal?! Disuruh ikutan bintek, ngaku nggak pede. Apalagi disuruh tampil di muka umum? Kayak gitu kok minta diangkat jadi PNS. Aduuh...saya kok jadi marah-marah sendiri ya? Mungkin karena emang akhir-akhir ini, saya sedang merasa jenuh dengan suasana kantor. Salah satunya ya karena tiap hari berhadapan dengan orang-orang seperti itu, orang yang nggak ada keinginan untuk belajar. Bikin 'rusak' institusi aja. Saya jadi tidak bisa mendelegasikan sebagian tugas-tugas saya pada mereka. Jangankan mendelegasikan, disuruh bantu-bantu saya aja, mereka nggak pede. Takut salah lah! Beban kerja saya jadi terasa berat banget dipikul sendirian. Makanya saya cepet bosen dengan suasana kantor akhir-akhir ini. Pengen libur sehari...aja, telpon krang kring melulu. Nggak diangkat...gantian sms yang tat tut tat tut...! Padahal isinya, cuma tanya: arsip surat ini dimana mbak? NUPTKnya pak ini berapa mbak...? OH MY GOD!!!JANGAN CUMA BISA MENUNTUT UNTUK DIANGKAT JADI PNS DONG... KAYANYA ANDA BELUM QUALIFIED TUH..Kasian rakyat kalau aparat pemerintahannya belum siap memberi pelayanan yang maksimal. Apalagi nggak ada keinginan untuk belajar. Harus belajar dan nggak malu untuk bertanya. Itupun kalau kita nggak mau jadi orang yang 'jalan di tempat'. Ingat, dunia terlalu luas untuk tidak kita pelajari. Teknologi akan semakin cepat berlari, kalau kita nggak mau mengejar. Setuju?!

Kamis, 17 April 2008

Komputer Tua ku Sayang...

Hari ini saya posting dari warnet. Kayaknya, benar kata ayah, sudah saatnya kami ganti laptop. Komputer di rumah kami sudah terlalu udzur. Untuk download internet aja, bisa sambil ditinggal nyuci, makan, mandi... Nggak deng.. berlebiham banget ya? Tapi bagaimanapun, komputer tua itu banyak meyimpan kenangan. Secara, saya membelinya dengan hasil jerih payah banget. Bersama ayah, kami sedikit demi sedikit menyisihkan sedikit dari gaji kami hanya untuk mewujudkan impian: punya komputer sendiri. (Srk..srk..jadi terharu)

Idola Baru Sheva


Demam Eko Patrio dan Ruben Onsu sedang menimpa anak saya, Sheva. Semua karena kami sekeluarga tidak pernah ketinggalan acara mereka tiap hari Senin-Rabu di Indosiar. Saking nge-fans nya sama eko patrio, Sheva jadi ikut-ikutan menyebut nama eko dengan tambahan embel-embel mas eko. Setiap hari-hari itu, selepas maghrib, Sheva pasti udah mantengin teve, cuma buat menyaksikan penampilan mas Eko, Ruben dan nona igun alias Ivan Gunawan. Saya akui, mereka bertiga memang tengah menjadi jaminan mutu sebuah reality show bakal sukses. Apalagi guyonan-guyonan mereka sangat segar dan tidk dibuat-buat.

Sabtu, 12 April 2008

Jelang Pilkada Jabar


Hari ini saya sengaja posting lebih banyak. Mumpung di warnet perpusda, sekalian pinjam buku trus mampir sini. Besok adalah pilkada Jawa Barat. Untuk pertama kalinya warga Jabar akan memilih gubernur mereka secara langsung. Meskipun bukan warga Jabar, setidaknya saya merasa ada keterikatan dengan provinsi itu. Bagaimana pun, dalam darah Sheva juga mengalir darah orang Jawa Barat (ayah Maula kan orang Cirebon). Lebih dari itu, hampir separuh keluarga besar kami berdomisili di Jawa Barat. Jadi, nggak ada salahnya dong, kami ingin menitipkan harapan dan doa jelang pilkada Jabar esok? Kami hanya berharap, pilkada nantinya akan menjadi pilkada yang paling aman dan lancar. Siapapun yang nantinya terpilih atau tidak, akan berbesar hati menerima segala keputusan akhirnya. Yah, kayaknya masyarakat mulai jenuh ya dengan banyaknya kerusuhan yang terjadi akibat dampak dari pilkada yang ngga sportif. Jangan jadikan pilkada menjadi sesuatu yang mahal, dong..? Saatnya kita mengubah paradigma dan perspektif kita. Pokoknya, semua pihak harus legowo dan ikhlas. Lefowo menerima kekalahan, dan ikhlas dalam mengemban tugas bagi yang menang. Biar Jabar tambah maju, euy...

Khasiat UnderWear


'Penyakit' Sheva belum juga hilang. Meski berbagai cara sudah kami tempuh, tapi Sheva masih saja rewel. Saya pun sudah mencari literatur-literatur pendukung, cie.. Juga mendengar analisa-analisa dari berbagai sumber. Ada satu analisa yang cukup menggelitik dari salah seorang teman, katanya sih...Sheva lagi kena Syndrome Demerinen (bhs Jawa: iri/cemburu). Bisa jadi, lanjut sumber tersebut, ada orang dekat saya yang sedang hamil. Itulah yang bikin Sheva jadi rewel, karena dia terkena syndrom tersebut. Saya pernah dengar cerita seperti itu. Dulu ketika saya sedang hamilk Sheva pun, katanya ada salah satu balita di sekitar kami yang terkena syndrome itu. "Obatnya gampang," kata dia lagi, "kasih aja underwear bekas pakai si ibu yang lagi hamil itu. Pasti sembuh." Konon sudah ada yang membuktikan dan memang terbukti. Orang Jawa memang mengenal mitos itu. Dan sebagai orang Jawa, mau nggak mau, meski pun terdengar jorok, akan saya coba praktekkan pada Sheva. Tapi by the way, sampoai saat ini saya belum ketemu, siapa orang dekat saya yang sedang hamil...?

Sabtu, 05 April 2008

Berantas Wartawan Gadungan..


Ayah dan rekan-rekan wartawannya yang tergabung di Persatuan Wartawan Indonesia Pokja Banjarnegara di bawah pimpinan om Syarif (namanya kaya sheva, ya...) dari Suara Merdeka, lagi getol-getolnya memberantas wartawan gadungan atau beken disebut wartawan bodrex, yang banyak berkeliaran di Banjarnegara. Suatu waktu ibu pernah bertanya dengan polosnya pada ayah, kok dikasih nama wartawan bodrex? Kata ayah, wartawan bodrex itu kebanyakan wartawan yang ga punya media tetap. Mereka sering 'gentayangan' menghantui nara sumber untuk (pura-pura) wawancara trus buntut-buntutnya melakukan pemerasan kepada sang nara sumber. Minta duit, gitulah..kata ayah. Berapapun biasanya mereka terima. Cukup kali, buat beli Bodrex obat sakit kepala. Makanya keberadaan wartawan bodrex itu bikin imej buruk bagi korps wartawan khususnya di Banjarnegara. Makanya, ayah, om Syarif, pakdhe Muchtar (Kedaulatan Rakyat), pakdhe Itho (Wawasan) dan yang lainnya, siap memberantas para wartawan gadungan dan akan mengembalikan nama baik korps wartawan di lingkungan Banjarnegara. "Pokoknya, nggak ada tempat bagi wartawan bodrex!!" kata ayah semangat. Oke deh ayah...

Jumat, 04 April 2008

Ada Apa Dengan Sheva?


Akhir-akhir ini saya (dan suami) dibuat bingung dan pusing dengan perubahan sikap Sheva yang cenderung ekstrim. Tiba-tiba saja Sheva kini menjadi anak yang cengeng, cenderung brutal dan...tidak mau berpisah dengan saya. Ini yang paling membuat saya bingung. Bahkan di pagi hari, saya semakin susah untuk melepas sheva agar mau tetap tinggal di rumah bersama embah dan mbak e yang baru. Ada apa dengan Sheva? Bayangan saat dia merengek pada saya dan meminta saya untuk tidak berangkat kerja, selalu membuat konsentrasi kerja menjadi pecah. Sering saya merasa tidak tenang di kantor. Apalagi tiap menerima sms atau telpon dari rumah: Sheva rewel..

Ada apa denganmu, Nak? Tidak cukupkah waktu yang ibu berikan untukmu tiap hari? Atau adakah sesuatu yang mengganggumu di luar sana, sehingga kau tak merasa aman dan selalu ingin dekat dengan ibu? Ketahuilah Nak, ibu dan ayah sangat sayang pada Sheva melebihi apa pun di dunia ini. Kami tak akan pernah membiarkanmu tak merasa nyaman. Percayalah...