Rabu, 09 Juli 2008

Pengen Punya Adek...



Sudah beberapa bulan ini sebenarnya, anak saya menginginkan kehadiran seorang adik. Mungkin karena mellihat beberapa teman sebayanya yang sudah memiliki adik. Bahkan dek Iren (sepupu Sheva) aja udah punya adik. Saya dan suami (didukung penuh oleh mertua) sesungguhnya mempunyai rencana menambah momongan saat Sheva berumur 6 tahun, ya..kelas 1 SD lah.. Dengan asumsi bahwa pada usia itu, Sheva sudah bisa melakukan aktifitasnya sendiri. Setidaknya tidak begitu tergantung pada saya atau ayahnya. Apalagi jika melihat kesibukan ayah akhir-akhir ini yang makin 'menggila', dan saya pun sudah menyusun rencana jangka pendek untuk kuliah lagi. Belum lagi problem gonta-ganti pembantu yang hingga saat ini mudah-mudahan tak terjadi lagi. So, kami pikir lebih baik kami menunggu 2 tahun lagi untuk menmbah momongan. Secara, rumah pun kami masih kontrak. Tapi rupanya, delusi Sheva akan hadirnya seorang adik di sisinya, menciptakan sebuah situasi yang sangat paradoksal di hati saya. Beberapa kali saya mencoba memberi pengertian kepada Sheva, arti kehadiran seorang adik di sisinya kelak. Bahwa, saat dia punya adik nanti, dia harus lebih dewasa dan mandiri, dalam arti melakukan segala aktivitasnya sendiri. Makan sendiri, tidur sampai mandi juga harus sendiri. Dia juga harus belajar berbagi dengan adiknya, dan yang pasti harus banyak mengalah. Doktrin saya membuahkan hasil. Meski belum sepenuhnya, kini Sheva mulai membiasakan diri melakukan aktivitasnya tanpa bantuan saya. Bahkan tidur sendiri sekalipun. Proses ini selalu membuat saya dan suami terharu. Yah...meski Sheva melakukannya karena dilandasi ingin segera punya adik. Seperti yang biasa saya katakan padanya: kalo pengen cepet punya adek, Sheva harus belajar mandiri...
Dikotomi yang pertama...

Tidak ada komentar: